04 Januari 2009

DINAMIKA ATAUKAH POCO-POCO? (Bagian I)

oleh: Rangga Sa'adillah


Agaknya ada dua kata yang hampir mirip berhubungan dengan perkembangan dunia Islam yakni poco-poco dan dinamika. Dalam sejarahnya Islam sempat mengalami kemajuan dan perkembangan. Dan dalam sejarahnya pulalah Islam sempat mengalami kemunduran. Entah apakah hal tersebut pantas disebut poco-poco atau dinamika perkembangan Islam. Bukankah kita tahu bahwa yang dinamakan poco-poco adalah senam yang sempat ngetren pada tahun 2000-an yang lalu. Ingatkah Anda dengan senam tersebut, yang mana dalam senam tersebut terdapat gerakan maju dan mundur. Atau apakah ini refleksi dari Islamic Development? Tidak juga maju dan tidak juga mundur. Ataukah poco-poco itu diganti dengan dinamika yang pemilihan redaksinya sendiri lebih pantas dan mengandung interpertasi positif dari pada poco-poco. Marilah ditelisik pada coretan berikut ini.


Pada mulanya Islam merupakan Agama Samawi yang langsung diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah (Muhammad SAW) dengan kitab Al-Qur'an sebagai pegangannya. Pada awal Islam itu sendiri muncul banyak kalangan dari orang-orang yang terdekat dengan Beliau (Muhammad) mengajukan protes kepadanya dikarenakan membawa risalah yang "asing" dan sangat berlainan sekali dengan mother religion daerah tersebut. Beliau mengalami perlawanan hebat dari orang-orang yang tidak setuju dengan risalah tersebut, bahkan tidak cukup dengan perlawanan, nyawa Beliau juga diancam oleh orang-orang yang tidak suka dengan risalah tersebut (Islam). Sampai akhirnya Beliau menyusun strategi untuk meninggalkan kampung halamannya (Makkah) menuju tempat yang lebih damai yakni (Madinah), ritual inilah yang kita sebut sebagai Hijrah. Disana Beliau dihadapkan dengan masyarakat yang multikultural dan multidinamis. Namun, karena kepiawaian Beliau maka berhasil me-manage kondisi tersebut sehingga memungkinkan Beliau untuk menyusun kekuatan demi terpenuhinya rasa aman dan rasa saling menyayangi. Islam ternyata lebih diterima di Madinah, dan sampai akhirnya kondisi yang diimpi-impikan tersebut menjadi nyata. Ini adalah awal dari perkembangan Islam.


Berlanjut pada masa Khulafaurrasyidin. Khalifah pertama adalah Abubakar Ash-Shiddiq. Masa ini merupakan masa yagn melelahkan bagi perkembangan Islam. Islam bisa dikatakan mundur pada masa ini karena pasca nabi Muhammad wafat, ternyata banyak pengikut-pengikut Beliau yang mulanya mengaku beriman kepada Allah dan Rasulullah (Muhammad) ternyata berbuat munafik. Mereka banyak yang tidak membayar zakat, keluar dari agama Islam, bahkan sampai-sampai ada yang mengaku sebagai nabi penerus dari risalah Muhammad. Hal ini merupakan embrio kemunduran pertama Islam. Seorang Abubakar Ash-Shiddiq yang ketika itu menjabat sebagai Khalifah (pemimpin) dihadapkan dengan kondisi seperti itu. Juga sungguh melelahkan, sebagai punishment bagi orang yang munafik Beliau terpaksa mengangkat senjata secara terang-terangan terhadap mereka melalui perang Riddah. Umar bin Khattab yang merupakan pengganti dari Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil membawa Islam menuju kejayaannya. Beliau berhasil melakukan ekspansi-ekspansi keluar daerah Madinah. Bahkan Beliau sempat menguasai Yerussalem. Pemerintahan Umar bin Khattab terkenal dengan pemerintahan yang demokratis dan hampir mendekati republic. Sistem kepemimpinannya ini banyak ditiru oleh Negara-negara berkembang dewasa ini. Umar juga bijaksana dalam hal diplomat. Beliau mengutamakan persamaan hak semua warga Negara. Terbukti dari penaklukkan Yerussalem beliau pernah berpidato yang isinya, bahwa Beliau akan melindungi semua warga Negara meskipun itu non-Muslim. Ini adalah second progress dari Islam. Berbeda dari kepemimpinan Utsman bin Affan banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan, selain itu Beliau menjabat sebagai Khalifah di usianya yang senja sehingga seakan-akan Beliau hanya menjadi symbolic leader. Yang lebih parahnya lagi Beliau juga mengambil kebijaksanaan yang lain dari yang lain Beliau mengangkat sanak familinya sebagai pegawai-pegawai penting kepemerintahan. Tentunya tindakan ini menimbulkan pikiran negatif bagi mereka yang radikal dengan kebijakan tersebut. Dari konflik-konflik serta kebijaksanaan tersebut kepemimpinan pada masa Khalifah Utsman bin Affan bisa dikatakan go back. Namun bukan berarti Khalifah Utsman bin Affan tidak melakukan kegiatan yang berarti, pada masanya Beliau telah membangun masjid-masjid dan Beliau juga membuat irigasi-irigasi. Menuju keKhalifah Ali bin Abi Thalib. Belum tuntas konflik yang telah terjadi dimasa Khalifah Utsman bin Affan, Khalifah Ali bin Abi Thalib ternyata melahirkan konflik lagi. Telah meletus perang Jamal, yang disebabkan oleh ketidak puasan Muawwiyah atas darah Khalifah Utsman bin Affan yang terbuang sia-sia. Perang ini dinamakan perang Jamal karena pada saat itu Aisyah istri dari Rasulullah menggunakan unta. Disamping terjadinya perang Jamal yang tak kalah merugikannya lagi Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik yakni khawarij, Syiah, Sunni. Dari hal tersebut pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib Islam mengalami kemunduran.


Telah jelas bahwa dari dua periode Islam (masa Rasulullah dan masa Khulafaur Rasyidin) terjadi kemajuan dan kemunduran. Entah kata apakah yang pantas utuk disandangkan, apakah Islam ber "poco-poco" ataukah berdinamika.





* Penulis adalah Santri Ponpes Al-Husna Surabaya, Mahasiswa Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Sby.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

poco-poco memang istilah senam yang gerakannya maju mundur, analogi yang unik dan menarik untuk sebuah wacana perkembangan islam.

Anonim mengatakan...

dinamika atau poco poco?perkembangan islam akan selalu berdinamika karna islam berkembang sesuai dengan peradaban n masa yang terjadi namun dinamika yang terjadi pada masa dan peradaban itu berpengaruh pada laju perkembangan islam mgkin fenomena ini yang disebut poco poco

MITA31 mengatakan...

HALOOOOOOOOOO BOZZZZZZ??????

MITA31 mengatakan...

bagus-bagus????menurutku menarik juga tentang pembahasan yang bos paparkan aku kira poco-poco itu senam lho bos???ternyata ada juga ya hal tentang islam terkait poco-poco??


heeee.....heeeeeeeee

Posting Komentar